Langsung ke konten utama

Sejarah / Asal Usul Desa Glagah

Pada sekitar tahun 1869 di wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan arah bagian barat jurusan ke wisata Kawah Ijen kurang lebih 7 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Banyuwangi terdapat suatu daerah subur dengan suhu udara yang sedang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Daerah tersebut bukan merupakan daerah sasaran/jujukan para pengembara atau pendatang lainnya namun merupakan daerah lewatan saja. Dari tahun ke tahun jumlah pengembara yang melewati daerah tersebut untuk menuju daerah sasaran yaitu Daerah Licin semakin bertambah banyak bukan hanya suku etnis Banyuwangi ( osing ) termasuk salah satunya adalah dari Suku Madura, sehingga para pengembara yang melewati daerah tersebut melakukan pembukaan hutan, dimana cerita sejarah mengatakan hutan daerah tersebut adalah hutan rumput Glagah ( = tanaman sejenis tanaman tebu = ).  Pembukaan hutan menjadi semakin luas sehingga kemudian daerah tersebut menjadi sebuah perkampungan penduduk yang cukup ramai, di mana akhirnya penghidupan masyarakatnya cukup makmur.

Karena daerah tersebut termasuk daerah yang subur dengan curah hujan sedang sehingga banyak hasil bumi yang dihasilkan diantaranya padi, palawija dan rempah-rempah, sehingga kemudian penjajah Belanda yang pada waktu itu telah Menguasai seluruh wilayah Nusantara berusaha untuk menguasai daerah tersebut.

Menurut penjelasan beberapa sesepuh Desa Glagah, pada masa penjajahan Belanda, itulah untuk pertama kalinya Daerah itu disebut dengan nama GLAGAH yang berasal, dari asal mulanya dari pembabatan hutan rumput GLAGAH tersebut diatas. Penyebutan Daerah tersebut dengan nama “ Glagah “ adalah pertama kali di beri nama oleh seorang pengembara yang berasal dari Madura yang melakukan pembabatan pertama kali di daerah tersebut yang namanya tidak diketemukan namun hanya diketemukan petilasannya tertulis nama “ KAI “ yang artinya “ Buyut/ mbah “ yang selama ini petilasan tersebut selalu dilakukan selamatan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Glagah, sehingga masyarakat menganggap bahwa “ KAI “ inilah yang pertama kali memberi nama Desa tersebut yaitu “ DESA GLAGAH “. Namun demikian menurut penjelasan beberapa orang tokoh masyarakat Desa Glagah , ada versi lain tentang asal usul nama Desa Glagah yaitu berasal dari Cerita Legenda Sritanjung beserta para pengikutnya yang melakukan perjalanan pencarian baturnya (=pembantunya=) ke Daerah Licin dan berhenti di daerah hutan Glagah tersebut, melakukan peristirahatan untuk beberapa hari, dan pada saat itu juga  melakukan pembabatan hutan Glagah tersebut, sehingga  pada akhirnya perkembangan penduduk di sekitar Daerah tersebut sepakat untuk menamakan Daerah / Desanya Glagah. Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya para tokoh masyarakat dan sesepuh pada waktu itu berkumpul untuk bermusyawarah dan memberi nama Daerah tersebut  adalah Desa Glagah.

Pada asalnya dulu Desa  Glagah secara administratif menjadi satu dengan Desa Paspan Kecamatan Glagah dan hanya merupakan Dusun, yang selanjutnya diperkirakan sekitar tahun 1865 telah terjadi pemecahan / pemekaran Wilayah Desa Paspan dan terbentuklah suatu Dusun Glagah yang pada akhirnya menjadi Desa Glagah dengan meliputi 2 ( dua ) wilayah Dusun, sebagai berikut :

1. Dusun Krajan
2. Dusun Jambean
Kemudian pada sekitar tahun 1952 tepatnya pada masa kepemimpinan Kepala Desa Bapak Haji UBAIDULLOH Alias PANOTO , Desa Glagah dilakukan pemekaran wilayah Dusun yang semula 2 (Dua) Dusun menjadi 3 (tiga) Dusun yaitu Dusun Krajan di pecah menjadi dusun Kampungbaru. Sehingga pada akhirnya Desa Glagah sampai sekarang terdiri dari 3 (tiga) Dusun antara lain :

1. Dusun Krajan.
2. Dusun Jambean.
3. Dusun Kampung Baru.
Adapun dari masing – masing dusun sampai sekarang terdiri dari :

1. Dusun Krajan terdiri dari 2 RW dengan 8 RT.
2. Dusun Jambean terdiri dari 2 RW dengan 9 RT.
3. Dusun Kampung Baru terdiri dari 2 RW dengan 6 RT.
      Pada Bulan Nopember 2004 terjadi pemekaran wilayah Kecamatan Glagah menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Glagah sebagai kecamatan induk dan Kecamatan Licin sebagai kecamatan pecahan. Sehingga akhirnya sekarang Kecamatan Glagah sebagai Kecamatan Induk membawahi 8 (delapan)  Desa dan 2 ( dua ) Kelurahan, yaitu :

1. Desa Glagah.          6.    Desa Kemiren.
2. Desa Olehsari.        7.    Desa Tamansuruh.
3. Desa Kenjo.             8.    Desa Kampunganyar.
4. Desa Paspan.         9.    Kelurahan Banjarsari.
5. Desa Rejosari.        10.  Kelurahan Bakungan.
Demikian asal usul Desa Glagah yang dapat kami peroleh/gali melalui penjelasan para sesepuh Desa yang masih hidup dan tokoh masyarakat Desa Glagah.Semoga ini bisa menjadi Tambahan pengetahuan bagi para generasi muda di Desa Glagah pada khususnya dan masyarakat Banyuwangi pada umumnya.

sumber : http://www.glagah-banyuwangi.org/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahesa - Ojo Nguber Welase dan Terjemahan

Mahesa - Ojo Nguber Welase Sing usah riko katik ngaling ngaling maning Tak perlu kamu pakai menghalangi lagi Alasan ngalor ngidul mung digawe gawe Alasan keutara keselatan cuma dibuat buat   Isun weruh dewek riko suloyo Aku tahu sendiri kamu mengingkari   Isun weruh dewek dung riko magih demen larene Aku tahu sendiri jika kamu masih suka padanya Di enggo paran riko nguber demene Untuk apa kamu mengejar cintanya Wong welas isun ngelebihi welase Karena cintaku melebihi cintanya Di enggo paran riko nguber demene Untuk apa kamu mengejar cintanya Wong welas isun ngelebihi teko nong welase Karena cintaku melebihi dari cintanya

Mahesa & Vita - Lungset dan Terjemahan

Mahesa & Vita - Lungset Sun sembur esem iki Ku sebar senyum ini Masio tah udan njero ati Walaupun hujan dalam hati Nono wujude ulihe nganteni Tak ada wujudnya hasilnya menunggu Lungset ati iki Kusam hati ini Riko ngajaki pisahan Kamu mengajak pisahan Sak temene isun salah paran Sebenarnya aku salah apa Welas ring ati wes seng ono liyo Kasih di hati dah tak ada lain Sulung tah sulung riko apuo Sebentar sebentar kamu kenapa Tau tah isun ngeliyo Pernahkah aku melain (hati) Uwah roso ambi riko Perasaan sama kamu Tau tah isun ngeloro Pernahkah aku mendua Tapi riko suloyo Tapi kamu mengingkari Uwah janji lan roso Perjanjian dan perasaan Sepurane dung isun ngelarani riko Minta maaf jika aku menyakiti kamu Uwah janji lan ati ngeliyo Perjanjian dan hati melain Sepurane dung isun ninggalaken riko Minta maaf jika aku meninggalkan kamu Hang sun jaluk mung siji riko tetep wangi Yang ku minta cuma satu kamu tetap harum Masio isun seng ono Walaupu...

Wandra - Sawangen dan Terjemahan

Wandra - Sawangen Opo aku kurang gati Apa aku kurang peduli Opo aku iki kurang sayang Apa aku ini kurang sayang Katone tresnomu ngambang Terlihatnya cintamu mengapung Katone atimu bimbang Terlihatnya hatimu bimbang Sing tak jaluk mung ngertine Yang ku minta hanya perngertiannya Yen tresnaku mung karo kowe Jika cintamu hanya dengan kamu Ora ono liyane Tidak ada lainnya Ning atiku mung ono kuwe Dihatiku hanya ada kamu Sawangen kae sawangen Lihatlah dia lihatlah Mbulan ra kiro ninggalno bumine Bulan tak mungkin meninggalkan buminya Sawangen kae sawangen Lihatlah dia lihatlah Lintang ra kiro ninggalno langite Bintang tak mungkin meninggalkan Koyo gatiku neng kowe Seperti peduliku ke kamu Koyo sayangku neng kowe Seperti sayangku ke kamu Selawase mung karo kowe Selamanya hanya untuk kamu

Vita - Kepaling dan Terjemahan

Vita - Kepaling Kadung riko ngerti tuluse welas Jika kamu mengerti tulusnya cinta Hang ono ring dasar ati iki Yang ada di dasar hati ini Sing kiro riko tego ngelarani Tak mungkin kamu tega menyakiti Natoni hang koyo gedigi Melukai seperti begini Nyejo riko bujar taline welas Sengaja kamu lepas talinya kasih Hang seru singset isun bundeli Yang sangat erat aku ikati Semembur riko buang sio sio Semembur* kamu buang sia sia Mung mergo ngerih welas hang liyo Hanya karena khawatir kasih yang lain Welas isun kepaling paling Kasihku tersesat sesat Mlebu metu dalan buntu sun sing iling Keluar** masuk** jalan buntu ku tak ingat Arep maju ati wis kadung tatu Mau maju ati terlanjur luka Arep kundur isun wis kadung ancur Mau mundur aku terlanjur hancur Kepaling welas isun Tersesat kasihku Kepaling atinisun Tersesat hatiku *) Seperti menyebar kemana-mana. **) Mlebu : Masuk dan Metu : Keluar. Jadi, keluar masuk kalau masuk keluar rasa...

Mahesa - Kesiyo dan Terjemahan

Mahesa - Kesiyo Sun cacak maning Ku coba lagi Sun cacak maning sun bukak ati iki Ku coba lagi ku buka hati ini Hang keseron Yang terlalu lama Hang keseron ditatoni Yang terlalu lama dilukai Riko hang nggawe Kamu yang buat Hang nggawe luluh kakune ati Yang buat (adonan) kerasnya hati Madhangi surem Menerangi gelap Surem sepi nong ati Gelap sepi di hati   Sun ngarep impi hang gede Ku minta mimpi yang besar Welas riko selawase Sayang kamu selamanya Tapi nyatane Tapi nyatanya Maning-maning nugel ati Lagi-lagi motong hati Duso paran ndane isun Dosa apakah aku Kok mesti isun kesiyo Kok pasti aku sia-sia   Sing sepisan ngumbar asmoro Tak sekali nyebar asmara Pungkase ati mesti loro Terakhirnya hati pasti sakit Paran baen sun lakoni Apa saja ku lakukan Kekarepan wis sun turuti Kemauan dah ku penuhi Apuwo balese gedigi Mengapa balasnya begini Njerukno tatu ati Dalamkan luka hati